Selasa, 10 Juni 2014

Satriya Kusuma Yudha


Satriya Kusuma Yudha

            Dimulai dengan penggambaran keadaan pada saat itu, matahari yang mulai menyinari jagad raya. Di tempat lain, di negeri Astina sedang terjadi  ketegangan,yaitu perebutan kekuasaan oleh Kurawa dan Pandawa. Sampai tidak dapat dicegah lagi, pecahlah perang antar keluarga Bharata yaitu Bharatayuda di medan Kurusetha. Abimayu putra Arjuna maju perang melawan para Kurawa, namun di tengah peperangan, kuda yang ditunggangi Abimanyu terkena dari para Kurawa, dan mati, kemudian  para Kurawa menyerang Raden Abimanyu dengan panah yang bertubi-tubi, sehingga hampir seluruh tubuhnya tertancap berpuluh-puluh panah. Dalam kondisi yang tidak berdaya seperti itu Sang Raden masih bisa bertahan dan mencoba untuk melawan para Kurawa, dalam kondisi  seperti itu pula, dari pihak Kurawa yaitu Lesmana mengumpat-umpat Raden Abimanyu, dan berkeinginan untuk merebut istri Raden Abimanyu, Siti Sundari, Dewi Uttari yang kala itu tengah hamil tua. Raden Abimanyu sekali, dalam kondisi seperti yang bagi orang lain tidak akan bisa bertahan sampai sejauh itu, tetap tegar. Karena tidak tega melihat derita yang dialami keponakannya, Raden Karna yang merupakan pihak Kurawa, berniat untuk mengakhiri segala penderitaan sang keponakan dengan memanah leher sang Abimayu, akhirnya sang Abimayu meninggal.
            Arjuna yang kala itu melihat putranya gugur, seketika itu menghampiri jasad sang anak. Arjuna sangat geram dibuatnya , hingga terlontar sumpah dari sang Arjuna bahwa bila ia tidak bisa membunuh orang yang membunuh putranya, maka ia akan pati obong. Para kurawa yang mendengar sumpah Arjuna tersebut merasa bersuka cita, maka dengan itu, kekuatan Pandawa semakin melemah. Maka para Kurawa menyusun siasat agar Arjuna tidak bisa menemukan Jayajatra, dan akhirnya nanti Arjuna akan Pati obong.
            Sedang sang guru Semar memberi wejangan kepada Arjuna, meskipun para Kurawa telah membunuh Abimanyu dengan cara yang keji, namun tidak boleh dibalasnya dengan cara yang keji pula, tidak boleh saling membalas dendam. Maka angkara murka yang ada di bumi tersebut harus ditumpas dengan cara yang bijak, harus tetap menaati peraturan perang Bharatayuda. Itulah laku Ksatria. Segenap Pandawa berduka cita atas kematian Abimanyu.

            Werkudara tidak terima dengan keadaan ini, ia merasa bahwa sang Dewa tidak berlaku adil. Ponakan yang disayanginya harus mati dengan cara seperti itu dan mengapa harus keponakannya. Werkudara berniat untuk melawan Duryudana. Kemudian Prabu Kresna memberikan wejangan, bahwa sebagai manusia yang mempunyai sifat ksatria itu tidak boleh mengumpat kodrat yang sudah ditentukan. Satria itu berasal dari kata “sa” yang berarti agama, “tri” yang berarti moral, sedangkan “ya” berarti rasa malu. Seorang ksatria harus memiliki ketiga kategori tersebut.
            Untuk keesokan harinya, perang Bhartayuda akan segera dimulai kembali. Dipihak Kurawa terdapat prabu Karna, Duryudana, Dursasana sedang menyusun siasat agar hari ini jangan sampai Jayajatra terlihat oleh Arjuna. Sedang pada pihak Pandawa, prabu Werkudara sedang berdebat dengan prabu Kresna, mengenai pengganti Senapati perang, prabu Kresna menginginkan Gathutkaca untuk menjadi senapati perang, sedang raden Werkudara tidak merelakan putranya untuk maju menjadi senapati. Sedangkankan sang Gathutkaca bersedia untuk maju perang, Gathutkaca mendapat dari sang ayah, namun niatnya sudah bulat untuk maju ke medan perang.

            Di medan Kuruseta sedang berlangsung perang, sang Arjuna mencari pembunuh putranya, sedangkan sang Jayajatra sudah disembunyikan oleh sang Kurawa. Hari sudah semakin sore, oleh karena bantuan prabu Kresna dengan menggunakan cakra yang menjadikan langit serta merta gelap seperti malam. Jayajatra yang beranggapan benar-benar malam, mencoba melihat kearah luar, bersamaan dengan keluarnya kepala Jayajatra, panah pasopati melesat cepat menyambar Jayajatra. Seketika itu sang Jayajatra tewas seketika terkena panah pasopati, setelah peristiwa itu, suasana kembali seperti semula seperti sebelumnya, langit berubah menjadi terang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar